Jumat, 08 April 2011

Osteichthyes

A.Karakteristik Kelas Osteichthyes
Osteichthyes atau disebut juga Ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan bertulang belakang yang merupakan subfilum dari Pisces. Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti ikan. Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar.
Semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas Osteichthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup (tidak terlihat dari luar) dan jantungnya hanya memiliki satu ventrikel. Jantung beruang dua, darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit. Ikan ini juga mempunyai sistem limfa dan sistem porta renalis. Mempunyai hati yang berkantong empedu. Lambung dipisahkan dari usus oleh sebuah katup, mempunyai kloaka, tetapi tidak jelas adanya pankreas. Terdapat gelembung renang. Mempunyai gurat sisi, indra mata, telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkuler dan memiliki otolit untuk keseimbangan. Bernapas dengan insang yang memiliki tutup insang (operkulum). Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah, kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit, adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak bergerak. Sistem gurat sisi terdapat pada sisi tubuh, usus panjang dan ramping menggulung, fertilisasi terjadi di luar, mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar.
Ikan bertulang sejati memiliki gelembung renang yaitu kantong udara yang dapat digunakan untuk mengubah daya apung dan sebagai alat bantu dalam bernafas. Beberapa anggotanya dapat berpindah dari perairan asin ke perairan tawar, misalnya ikan salmon dan belut laut. Pada saat berada di air tawar, ginjal mengeluarkan urin yang sangat encer dan insangnya menyerap garam dari air dengan cara transfor aktif. Ikan yang sering dijumpai di air tawar seperti ikan nila dan ikan gabus.



Sistem digestoria (Sitem pencernaan)
Sitem pencernaan pada ikan merupakan serangkaian jalur yang melalui berbagai organ yaitu dimulai dari mulut, pharink, esophagus, lambung, usus (intestin)dan anus.
Sistem urogenital
Sistem urogenital dibagi menjadi dua yaitu organ genitalia dan organ uropoetica.
Organ genitalia terdiri dari gonad (kelenjar kelamin) yang dibedakan menjadi jantan (testis), betina (ovarium) dan saluran keluar dari gonad yang sangat pendek. Sedangkan organ uropoetica terdiri dari mesonephros (ginjal), ductus mesonephridicus (ureter), dan Vesica Urinaria
Sistem Kardiovaskular
Sistem Kardiovaskular yang diamati pada praktikum ini adalah cor (jantung) serta bagian-bagiannya yaitu sinus venosus, atrium, ventrikel, dan bulbus arterious.
Sistem respirasi
Alat pernapasan pada ikan yang diamati adalah tutup insang (apparatus opercularis), serta bagianbagian insang yaitu arcus branchialis, hemibranchia, holobranchialis, gill rackers.
Sistem Skeleton
Sistem Skeleton terdiri atas cranium (tengkorak), vertebrae (tulang belakang) yang dilengkapi dengan spina (duri), dan cauda (ekor) yang tersusun atas tulang sejati.
Sistem Integument
Sistem Integument terdiri atas (squama) sisik – sisik. Squama mempunyai beberapa type yaitu: cycloid, ctenoid, ganoid dan placoid.
B.Kelas Osteichthyes terbagi menjadi 2 subkelas, yaitu:
a.Subkelas Sarcopterygii
Ciri – cirinya:
Mempunyai choana (lubang hidung dalam).
Sirip – sirip yang berpasangan mempunyai pangkal berdaging, bagian itu didalamnya disokong oleh elemen – elemen tulang yang kuat.
Sisik cosmoid.
Subkelasis Sarcopterygii terdiri atas dua ordo yaitu: ordo Coelacanthifoemes (Crassopterygii) dan Dipteriformes (Dipnoi).
Ordo Crassopterygii
Paling umum hidup pada jaman devon.
Struktur tubuh diduga mirip dengan moyang amphibi.
Punah pada akhir Paleozoik.
Tetapi kemudian muncul kelompok ikan yang seakan – akan merupakan cabang dari crassopterygii yaitu Coelacanthiformes (Coelacanth: Yunani, yang berarti duri lubang pada sisiknya) dengan ciri bermoncong tumpul, rahang dengan gigi lemah, memiliki sirip berpasangan dengan pangkal sirip berdaging, pangkal berdaging tersebut disokong oleh elemen – elemen tulang mirip elemen tulang tungkai depan tetrapoda, biasanya mereka migrasi ke laut.

Ordo Dipnoi
Merupakan kelompok ikan paru – paru katrena bernafas dengan paru – paru.
Anatomi dan cara hidup mirip dengan amphibi, sehingga mulanya dipandang sebagai moyang amphibi tapi akhirnya hanya merupakan moyang amphibi sebenarnya.
Hidup didaerah yang kondisi iklimnya kering, seakan – akan mirip dengan keadaan pada jaman Devon.
Contoh: Epiceratodus fosteri
b.Subkelas Actinopterygii
Ciri-cirinya:
Maxila dan premaxila ada, tidak ada internal nares.
Tidak ada kesamaan gerak antara bagian tengkorak depan dan belakang.
Platoquadrate tidak bersatu dengan cranium.
Tidak ada perluasan radial dan otot dalam dasar sirip.
Memiliki dua atau satu sirip punggung.
Tidak ada cloaca.
Superordo 1. Chondrostei
Meski moyang dari tulang sejati tetapi ternyata ada kelompok yang bertulang rawan yaitu Chondrostei.
Pada jaman Paleozoik yang dominan adalah kelompok Palaeoniscoid, ukuran kecil, dan ekor heterocercal.
Pada jaman Mezozoik Palaeoniscoid punah, anggota Chondrostei yang masih hidup sampai sekarang adalah Sturgeon dan Paddlefishes.
Sturgeon dan Paddlefishes memiliki kesamaan rahang bawah lemah, moncong memanjang dan sensitif, ekor mirip ikan Hiu.
Superordo 2. Holostei
Dominan pada jaman mezozoik, ekor pendek, rahang tidak dapat membuka lebar, sisik cenderung kehilangan lapisan ganoin, kebiasaan hidup cenderung berubah dan air tawar ke air laut (migrasi).
Contoh : Lepisosteus dan Amia.
Lepisosteus merupakan perenang yang sngat cepat, moncong/rahang panjang.
Amia sedikit lebih maju dari Lepisosteus, hidup di danau/sungai, sisik kehilangan lapisan ganoin dan ekor sudah seperti ikan kelompok Teleostei maju.
Superordo 3. Teleostei
Merupakan kelompok terakhir dari Actinopterygii dan merupakan kelompok yang dominan di jaman sekarang.
Sirip ekor dari luar tampak simetris.
Sirip berpasangan kecil.
Kedudukan sirip dada bergeser ke depan dan sirip perut maju ke depan.
Fungsi sirip dada sebagai pengerem gerakan.
Sisik-sisik tipis, lentur dari bahan tulang.

2 komentar: