Jumat, 08 April 2011

Pembelajaran PAIKEM

Teori Pembelajaran PAIKEM
Pengertian Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut
1.Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4.Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5.Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.

2.Pemahaman Proses Model Pembelajaran PAIKEM
Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan salah satu model pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar. Begitu pula guru dengan berbagai ide segar dan menarik yang dilengkapi dengan contoh praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran. Pemahaman mengenai PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih bermakna.
Meskipun yang diharapkan pertama dan utama adalah keaktifan dan kekreatifitasan peserta didik, namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar pembelajaran model ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, dan akhirnya menilai hasilnya.
Student centered mengandung pengertian pembelajaran menerapkan strategi pedagogi mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada situasi yang bermakna, kontekstual, dunia nyata dan menyediakan sumber belajar, bimbingan, petunjuk bagi pebelajar ketika meraka mengembangkan pengetahuan tentang materi pelajaran yang dipelajarinya sekaligus keterampilan memecahkan masalah. Paradigma yang menempatkan guru/dosen sebagai pusat pembelajaran (teaching) dan siswa sebagai objek, seharusnya diubah dengan menempatkan siswa sebagai subjek yang belajar secara aktif membangun pemahamannya (Learning) dengan jalan merangkai pengalaman yang telah dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai.
Pengalaman nyata dari lingkungan sekitar menunjukkan bahwa minat dan prestasi siswa dalam bidang sains meningkat secara drastis pada saat: mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka kuasai.
Pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual, otentik, relevan dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang berbasis subjek seringkali tidak relevan dan tidak bermakna bagi siswa sehingga tidak menarik perhatian siswa. Pembelajaran yang dibangun berdasarkan subjek seringkali terlepas dari kejadian aktual di masyarakat. Akibatnya siswa/mahasiswa tidak dapat menerapkan konsep/teori yang dipelajarinya di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dengan pembelajaran yang dimulai dari masalah maka siswa/mahasiswa belajar suatu konsep atau teori dan prinsip sekaligus memecahkan masalah. Dengan demikian sekurang-kurangnya ada dua hasil belajar yang dicapai, yaitu jawaban terhadap masalah (Produk) dan cara memecahkan masalah (proses).
Kemampuan tentang pemecahan masalah lebih dari sekedar akumulasi pengetahuan dan hukum/teori, tetapi merupakan perkembangan kemampuan fleksibilitas, strategi kognitif yang membantu mereka menganalisis situasi tak terduga dan mampu menghasilkan solusi yang bermakna.
Sesuai dengan huruf yang menyusun namanya, pembelajaran PAKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

1.Aktif
Pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Teori belajar konstruktivisme merupakan titik berangkat pembelajaran ini. Atas dasar itu pembelajaran ini secara sengaja dirancang agar mengaktifkan anak.
Di dalam implementasinya, seorang guru harus merancang dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau strategi-strategi yang memotivasi siswa berperan secara aktif di dalam proses pembelajaran. Mengapa pembelajaran harus mengaktifkan siswa? Hasil penelitian menunjukkan bahwa kita belajar 10% dari yang kita baca, 20% dari yang kita dengar, 30% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita lihat dan dengar, 70% dari yang kita ucapkan, dan 90% dari yang kita ucapkan dan kerjakan serta 95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain (Dryden & Voss, 2000). Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara aktif oleh individu tersebut.
2.Inovativ
Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
3.Kreatif
pembelajaran PAKEM juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua bentuk pembelajaran. Dengan dua bekal itu setiap orang akan mampu belajar sepanjang hidupnya. Ciri seorang pebelajar yang mandiri adalah: (a) mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu yang sedang dihadapinya; (b) mampu memilih strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajarnya; (c) memonitor keefektivan strategi tersebut; dan (d) termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalahnya terselesaikan.
4.Efektif
Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karkteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Banyak orang beranggapan bahwa berbagai strategi pembelajaran inovatif termasuk PAKEM seringkali tidak efisien (memakan waktu) lebih lama dibandingka dengan pembelajaran tradisional/konvensional. Hal tersebut tentu amat mudah dipahami, dalam pembelajaran PAKEM banyak hasil belajar yang dicapai sehingga memerlukan waktu yang lama, sementara pada pembelajaran tradisional hasil belajar yang dicapai hanya pada tataran kognitif saja.
5.Menyenangkan
Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan. Mengapa pembelajaran harus menyenangkan? Dryden dan Voss (2000) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika suasana pembelajarannya menyenangkan. Seseorang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang maksimal. Suasana yang menyenangkan dan tidak diikuti suasana tegang sangat baik untuk membangkitkan motivasi untuk belajar. Anak-anak pada dasarnya belajar paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu yang mengasyikkan. Menurut penelitian, anak-anak menjadi berminat untuk belajar jika topik yang dibahas sedapat mungkin dihubungkan dengan pengalaman mereka dan disesuaikan dengan alam berpikir mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa pokok bahasannya dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari dan disesuaikan dengan dunia mereka dan bukan dunia guru sebagai orang dewasa. Apa lagi jika disesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam belajar. Ciri yang terakhir ini merupakan ciri pembelajaran kontekstual. Dengan demikian pembelajaran PAKEM sebenarnya juga pembelajaran kontekstual.
PAIKEM merupakan pembelajaran yang tidak hanya terpaku menggunakan satu pendekatan saja, tetapi dengan menggunakan berbagai pendekatan dan model. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut.

3.Aplikasi model pembelajaran PAIKEM dalam proses belajar mengajar
1.Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari empat pilar pendidikan dan kelima komponen prinsip PAIKEM (Mengalami, Pembaruan, Berinteraksi, Komunikasi, Berekspresi, dan Melakukan Refleksi), komponen ’Mengalami’, ’Pembaruan’, dan ’Berkspresi’ berkaitan dengan bagaimana guru mengolah bahan/materi pelajaran. Artinya, bagaimana guru mengolah materi pelajaran sehingga siswa mengalami dan mengekspresikan gagasannya. Untuk komponen interaksi, komunikasi dan refleksi berkaitan dengan bagaimana guru mengelola kelas. Artinya, bagaimana siswa harus dikelola (kerja kelompok, berpasangan, ataukah individual) agar mereka berinteraksi satu sama lain untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama dan pada saat yang sama berkembang pula kemampuan individualnya.
Cara mengolah materi sehingga tercipta komponen ’mengalami’ dan ’ekspresi’ untuk tiap-tiap mata pelajaran akan berbeda satu sama lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Misalnya, dalam IPA dikenal rumus POE: Predict (prediksi), Observe (amati), Explain (jelaskan). Suatu cara mengolah materi IPA di mana guru merumuskan pertanyaan untuk siswa sehingga siswa melakukan prediksi (atas jawbaan pertanyaan tersebut), melakukan pengamatan/percobaan untuk menjawab pertanyaan tersebut, kemudian menjelaskan hasil pengamatan/percobaan terkait dengan prediksi yang mereka buat sebelumnya. Nuansa materi PAIKEM dalam pembelajaran matematika, diolah sedemikian rupa sehingga siswa diarahkan untuk melakukan Penyelidikan, Penemuan, dan/atau Pemecahan Masalah
2.Pembelajaran IPA
Menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA (sains) diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam atau lingkungan sekitar.
Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai The activity of questioning and exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia alam.” Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas,2002a: 1). Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip, hukum dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’, akan tetapi belajar sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Berdasar pada definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sains selain sebagai produk juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Carin (1993:3) yang menyatakan bahwa sains sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori sains. Fakta merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam sains dan konsep, prinsip, hukum-hukum, teori merupakan kegiatan-kegiatan analisis di dalam sains. Sebagai proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan keterampilan spesial, mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan secara operasional, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap sains dipandang sebagai sikap ilmiah yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk membuktikan menjadi skeptis, menerima perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang positif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya sains terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam.
IPA (sains) diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan sains perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingkemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1.Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya
2.Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3.Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4.Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi
5.Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
6.Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7.Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Dengan demikian proses pembelajaran IPA harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Proses pembelajaran yang baik sudah ditegaskan oleh BSNP (2007) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam hal ini guru tertantang dan harus mampu untuk dapat memberlangsungkan Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif sekaligus Menyenangkan (PAIKEM).

4. Pelaksanaan metode PAIKEM dalam pembelajaran biologi
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama Pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan Guru
Pembelajaran
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
Gambar
Studi kasus
Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan.
Siswa:
Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.
Melalui:
Diskusi
Lebih banyak pertanyaan terbuka
Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa.
Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
Guru mengaitkan PEMBELAJARAN dengan pengalaman siswa sehari-hari.
Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai PEMBELAJARAN dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus.
Guru memantau kerja siswa
Guru memberikan umpan balik
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.
2.Aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan merupakan salah satu model pembelajaran yang ideal. Dengan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), siswa dapat mendapatkan ide-ide sendiri dalam pembelajaran berlangsung dengan pendekatan lingkungan sekitar
3.Dampak positif dari diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru, agar supaya pembelajaran tersebut dapat terlaksaana sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Adiantum cuneatum, Selaginella sp, Pyrrosia lanceolata, Notholaena sp, Asplenium tenerum, dan Pteris ensiformis

Adiantum cuneatum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Pteridales
Family : Pteridaceae
Genus : Adiantum
Species : Adiantum cuneatum
Deskripsi
Sebagai tumbuhan paku-pakuan, suplir tidak menghasilkan bunga dalam daur hidupnya.
Perbanyakan generatif suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawah daun bagian tepi tanaman yang sudah dewasa.
Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain.
Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat.
Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi.
Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium.
Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam (bahasa Jawa mlungker) seperti tangkai biola (disebut circinate vernation) dan perlahan-lahan membuka.
Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma.
Fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang.
Suplir sangat suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus). Pemupukan dengan kadar nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor dan kalium.
Selaginella sp





Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Lycopodiophyta
Classis : Isoetopsida
Ordo : Selaginellales
Familia : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Species : Selaginella sp
Deskripsi
Tanaman merambat
Daun seperti cabang yang berasal dari akar
Merupakan paku heterosporous (megaspora dan mikrospora)
Struktur telah di sebut ligues

Pyrrosia lanceolata

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Pyrrosia
Species : Pyrrosia lanceolata






Deskripsi
Termasuk Polypodiaceae
Mempunyai akar rimpang setebal 1,2 - 2,1 mm
Menjalar panjang di tutupi sisik yang tersebar
Daun dimorfik
Daun fertil tangkainya sampai 9 cm, bagian pangkal perlahan menyempit, paling lebar di bagian tengah atau atas, ujungnya membundar
Tumbuh secara epifit, jarang yang terestrial
Umumnya di temukan di dataran rendah
Notholaena sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Polypodiopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Pteridiaceae
Genus : Notholaena
Species : Notholaena sp
Deskripsi
Pakis jenis ini epifetric atau tumbuh di batu
Kisaran tumbuh di tempat yang gersang, biasa hidup merayap/tegak rimpang dan daun yang pinapifit

Asplenium Tenerum
klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Spesies : Asplenium tenerum

Deskripsi
Habitat di humus terkumpul, pada batu-batu atau sebagai epifit pada batang pohon kecil di lembah hutan yang lembab
Enthal menyirip ganda dua
Berbentuk jorong, warna hijau terang, letak berdekatan tapi tidak saling menutupi, ujungnya membulat, tepi bergerigi, bagian dasar mempunyai bentuk yang tidak sama
Sorin tersusun sejajar dengan anak tulang enthal, terdapat di permukaan bawah ental
Pteris ensiformis
klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Classis : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Pteris
Spesies : Pteris ensiformis

Deskripsi
Tumbuh 20-30 cm dan menyebar luas
Memiliki rimpang merayap pendek
Daun berbentuk segitiga
Mempunyai panjang berbeda-beda
Tumbuh di tempat lembab pada ketinggian rendah di daerah tropis

Osteichthyes

A.Karakteristik Kelas Osteichthyes
Osteichthyes atau disebut juga Ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan bertulang belakang yang merupakan subfilum dari Pisces. Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berati tulang dan ichthyes yang berarti ikan. Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar.
Semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas Osteichthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup (tidak terlihat dari luar) dan jantungnya hanya memiliki satu ventrikel. Jantung beruang dua, darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit. Ikan ini juga mempunyai sistem limfa dan sistem porta renalis. Mempunyai hati yang berkantong empedu. Lambung dipisahkan dari usus oleh sebuah katup, mempunyai kloaka, tetapi tidak jelas adanya pankreas. Terdapat gelembung renang. Mempunyai gurat sisi, indra mata, telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkuler dan memiliki otolit untuk keseimbangan. Bernapas dengan insang yang memiliki tutup insang (operkulum). Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah, kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit, adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak bergerak. Sistem gurat sisi terdapat pada sisi tubuh, usus panjang dan ramping menggulung, fertilisasi terjadi di luar, mengeluarkan telurnya atau bersifat ovipar.
Ikan bertulang sejati memiliki gelembung renang yaitu kantong udara yang dapat digunakan untuk mengubah daya apung dan sebagai alat bantu dalam bernafas. Beberapa anggotanya dapat berpindah dari perairan asin ke perairan tawar, misalnya ikan salmon dan belut laut. Pada saat berada di air tawar, ginjal mengeluarkan urin yang sangat encer dan insangnya menyerap garam dari air dengan cara transfor aktif. Ikan yang sering dijumpai di air tawar seperti ikan nila dan ikan gabus.



Sistem digestoria (Sitem pencernaan)
Sitem pencernaan pada ikan merupakan serangkaian jalur yang melalui berbagai organ yaitu dimulai dari mulut, pharink, esophagus, lambung, usus (intestin)dan anus.
Sistem urogenital
Sistem urogenital dibagi menjadi dua yaitu organ genitalia dan organ uropoetica.
Organ genitalia terdiri dari gonad (kelenjar kelamin) yang dibedakan menjadi jantan (testis), betina (ovarium) dan saluran keluar dari gonad yang sangat pendek. Sedangkan organ uropoetica terdiri dari mesonephros (ginjal), ductus mesonephridicus (ureter), dan Vesica Urinaria
Sistem Kardiovaskular
Sistem Kardiovaskular yang diamati pada praktikum ini adalah cor (jantung) serta bagian-bagiannya yaitu sinus venosus, atrium, ventrikel, dan bulbus arterious.
Sistem respirasi
Alat pernapasan pada ikan yang diamati adalah tutup insang (apparatus opercularis), serta bagianbagian insang yaitu arcus branchialis, hemibranchia, holobranchialis, gill rackers.
Sistem Skeleton
Sistem Skeleton terdiri atas cranium (tengkorak), vertebrae (tulang belakang) yang dilengkapi dengan spina (duri), dan cauda (ekor) yang tersusun atas tulang sejati.
Sistem Integument
Sistem Integument terdiri atas (squama) sisik – sisik. Squama mempunyai beberapa type yaitu: cycloid, ctenoid, ganoid dan placoid.
B.Kelas Osteichthyes terbagi menjadi 2 subkelas, yaitu:
a.Subkelas Sarcopterygii
Ciri – cirinya:
Mempunyai choana (lubang hidung dalam).
Sirip – sirip yang berpasangan mempunyai pangkal berdaging, bagian itu didalamnya disokong oleh elemen – elemen tulang yang kuat.
Sisik cosmoid.
Subkelasis Sarcopterygii terdiri atas dua ordo yaitu: ordo Coelacanthifoemes (Crassopterygii) dan Dipteriformes (Dipnoi).
Ordo Crassopterygii
Paling umum hidup pada jaman devon.
Struktur tubuh diduga mirip dengan moyang amphibi.
Punah pada akhir Paleozoik.
Tetapi kemudian muncul kelompok ikan yang seakan – akan merupakan cabang dari crassopterygii yaitu Coelacanthiformes (Coelacanth: Yunani, yang berarti duri lubang pada sisiknya) dengan ciri bermoncong tumpul, rahang dengan gigi lemah, memiliki sirip berpasangan dengan pangkal sirip berdaging, pangkal berdaging tersebut disokong oleh elemen – elemen tulang mirip elemen tulang tungkai depan tetrapoda, biasanya mereka migrasi ke laut.

Ordo Dipnoi
Merupakan kelompok ikan paru – paru katrena bernafas dengan paru – paru.
Anatomi dan cara hidup mirip dengan amphibi, sehingga mulanya dipandang sebagai moyang amphibi tapi akhirnya hanya merupakan moyang amphibi sebenarnya.
Hidup didaerah yang kondisi iklimnya kering, seakan – akan mirip dengan keadaan pada jaman Devon.
Contoh: Epiceratodus fosteri
b.Subkelas Actinopterygii
Ciri-cirinya:
Maxila dan premaxila ada, tidak ada internal nares.
Tidak ada kesamaan gerak antara bagian tengkorak depan dan belakang.
Platoquadrate tidak bersatu dengan cranium.
Tidak ada perluasan radial dan otot dalam dasar sirip.
Memiliki dua atau satu sirip punggung.
Tidak ada cloaca.
Superordo 1. Chondrostei
Meski moyang dari tulang sejati tetapi ternyata ada kelompok yang bertulang rawan yaitu Chondrostei.
Pada jaman Paleozoik yang dominan adalah kelompok Palaeoniscoid, ukuran kecil, dan ekor heterocercal.
Pada jaman Mezozoik Palaeoniscoid punah, anggota Chondrostei yang masih hidup sampai sekarang adalah Sturgeon dan Paddlefishes.
Sturgeon dan Paddlefishes memiliki kesamaan rahang bawah lemah, moncong memanjang dan sensitif, ekor mirip ikan Hiu.
Superordo 2. Holostei
Dominan pada jaman mezozoik, ekor pendek, rahang tidak dapat membuka lebar, sisik cenderung kehilangan lapisan ganoin, kebiasaan hidup cenderung berubah dan air tawar ke air laut (migrasi).
Contoh : Lepisosteus dan Amia.
Lepisosteus merupakan perenang yang sngat cepat, moncong/rahang panjang.
Amia sedikit lebih maju dari Lepisosteus, hidup di danau/sungai, sisik kehilangan lapisan ganoin dan ekor sudah seperti ikan kelompok Teleostei maju.
Superordo 3. Teleostei
Merupakan kelompok terakhir dari Actinopterygii dan merupakan kelompok yang dominan di jaman sekarang.
Sirip ekor dari luar tampak simetris.
Sirip berpasangan kecil.
Kedudukan sirip dada bergeser ke depan dan sirip perut maju ke depan.
Fungsi sirip dada sebagai pengerem gerakan.
Sisik-sisik tipis, lentur dari bahan tulang.

Jumat, 01 April 2011

Struktur Anatomi Bunga

A.Latar Belakang
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae. Berbagai pendapat mengemukakan bahwa organ-organ bunga berasal langsung dari daun lebar. Akan tetapi dalam pengertian umum yang diterima pada saat ini bahwa daun dan batang merupakan unit tunggal yang diistilahkan sebagai pucuk dan dapat kita lihat perkembangan dari bunga yang paralel dengan perkembangan vegetative bukanlah berasal dari keduanya.
Untuk lebih memperjelas masalah tentang struktur dan bagian bunga secara umum dan jaringan-jaringan penyusun bunga lengkap secara khusus akan kami bahas dalam makalah ini yang berjudul STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN ANATOMI PADA BUNGA.
B.Permasalahan
Bagaimana struktur anatomi dan bagian bunga secara umum?
Bagaimana perkembangan anatomi pada bunga?
C.Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami struktur anatomi, bagian, dan jaringan penyusun bunga secara umum
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan secara anatomi pada bunga



BAB II
PEMBAHASAN

A.Struktur dan Bagian Bunga
1.Struktur Bunga
Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertil yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu merupakan ruas batang yang di akhiri dengan tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau sepala dan sejumlah helai daun mahkota atau petala. Keseluruhan sepala dalam bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petala disebut korola. Kaliks dan korola bersama-sama disebut perhiasan bunga atau periantium. Jika periantium tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, maka setiap helainya disebut tepala.
Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpela (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut androesium dan keseluruhan karpela disebut ginoesium.





2.Bagian Bunga
a.Bagian Steril
Terdiri dari sepala dan petala. Stuktur sepala dan petala seperti struktur daun. Apabila bagian dalamnya berwarna atau ber hijau, sepala mirip helaian daun, sedangkan apabila berwarna selain hijau, jelas berbeda dengan petala. Dinding antiklin pada kebanyakan bunga terlipat atau berombak. Dinding luar sel epidermis biasanya mempunyai papilla yang membuat petala tampak mengkilap. Banyak papilla terdapat pada epidermis abaksial dan tidak berkembang pada dasar petala. Stomata,apabila ada, jarang dan tidak berfungsi. Trikoma sering kali ada pada sepala dan petala. Seringkali ruang antar sel di tutupi oleh kutikula. Ketebalan kutikula beragam pada tumbuhan yang berbeda. Bermacam pigmen ditemukan dalam sel epidermis sepala dan petala.
Petala, pada umumnya mempunyai struktur dalam yang mirip dengan helaian daun, yaitu tulang daun dan mesofilnya berkembang lebih baik, memiliki jaringan palisade, epidermis tidak mempunyai papilla, dan memiliki banyak stomata. Sepala dan petala dapat berlekatan membentuk suatu tutup atau operculum yang dapat terbuka sekelilingnya. Sepala dan petala dapat membentuk dua operkulum yang tepisah, atau mungkin berlekatan, dan membentuk operkulum biasa.
b.Bagian Reproduktif
1.Stamen (Benang sari)
Stamen atau benang sari terdiri atas filamen atau tangkai sari dan anthera (kotak sari) di bagian distalnya. Anthera terdiri atas dua ruangan (lobus) yang menempel dan bersambungan dengan lanjutan filamen. Setiap lobus berisi serbuk sari. Epidermis filamen mempunyai kutikula dan pada spesies tertentu mempunyai trikoma. Filamen terdiri atas parenkim dengan vakuola yang berkembang baik dan ruang antarsel kecil. Sering kali dalam cairan sel terdapat pigmen. Ukuran dan bentuk luar stamen Angiospermae sangat besar. Anther umumnya berisi 4 kantong sari (mikrosporangia) yang berpasangan dalam 2 lobus. Di antara kedua lobus terdapat jaringan steril, yaitu konektivum.
Pada tiap daerah terdapat sederetan pemula hipodermis yang membelah periklin membentuk dua lapisan:
Lapisan dalam pemula ini merupakan sel sporogen primer yang membelah mitosis membentuk sel induk serbuk sari atau mikrosporofit. Setiap sel induk serbuk sari membelah meiosis membentuk tetrad butir serbuk sari, yaitu 4 mikrospora haploid.
Lapisan luar pemula merupakan sel parietal primer, yang dinding kantong serbuk sari dan bagian besar tapetum berkembang sebagai hasil pembelahan sel antiklin dan periklin. Tapetum membantu dalam penyaluran makanan saat perkembangan sel induk serbuk sari dan butir serbuk sari. Tapetum dibedakan menjadi dua tipe:
Tapetum kelenjar atau tapetum sekretori: apabila sel masih tetap dalam posisi aslinya, kemudian hancur, isinya diserap oleh sel induk serbuk dan butir serbuk yang berkembang.
Tapetum ameboid: apabila protoplas dan sel tapetum mengadakan pemantakan di antara sel induk serbuk dan butir serbuk yang berkembang, mereka saling berlekatan membentuk tapetum peri plasmodium.
Lapisan paling luar dari sel parietal disebut endotesium. Pembukaan kantong sari dilakukan oleh lapisan ini.
Mekanisme pembukaan kantong sari:
Diawali pada saat atau selama antera endotesium kehilangan air. Oleh karena isi air sel menurun/berkurang, dinding sel mati karena respirasi terhenti. Karena semua sel endotesium kehilangan air pada waktu yang hampir sama dan semua dinding luar melipat dan mengerut, endotesium mengecil sehingga antera terbuka.
2.Karpela (bakal buah)
Menurut teori telome, tumbuhan yang paling primitif seluruhnya dibangun dari sistem telome. Telome adalah bagian palinh akhir dari sumbu yang bercabang-cabang dikotomi yang menyangga sporangium (disebut telome fertil) atau tidak menyangga sporangium (disebut telome steril).
Menurut Wilson (1942), karpela seperti stamen, berkembang dari telome fertil, yaitu telome yang membawa sporangium berlekatan membentuk organ seperti daun yang membawa ovulum pada bagian tepinya.
Ada beberapa teori tentang asal usul karpela:
Teori gonofil oleh Melville (1961) mengatakan bahwa ovarium terdiri atas daun steril dan cabang pembawa ovulum yang biasanya epifil daun. Setiap daun bersama dengan cabang fertile dianggap sebagai suatu unit yang disebut gonofil sebagai pengganti karpela.
Teori/konsep sui generis, yaitu stamen dan karpela tidak homolog dengan daun. Menurut Meeuse (1966), bunga Angiospermae dapat ditafsirkan berdasarkan konsep umum yang diasumsikan bahwa ovulum lahir pada sumbu atau homolognya dan tidak pada homolog daun.
Evolusi dari ginoesium Angiospermae juga melibatkan perlekatan antara dua atau lebuih karpela bunga tunggal. Perlekatan ini terjadi dengan berbagai cara. Bagian tepi dari kapela berlekatan pada reseptakulum atau berlekatan satu dengan yang lain sepanjang bgian ventral atau lateralnya. Kasus terakhir, karpela tetap terbuka membentuk unilokula. Perlekatan bagian tepi dan karpela terjadi di tengah ovarium, dan dibentuk sejumlah lokula dan karpela yang sama banyaknya.
Carr (1961), membedakan tiga tipe ginoesium, yaitu:
Apokarpi: setiap karpela mempunyai stilus tunggal
Pseudo-sinkarpi: ginoesiumnya merupakan karpela yang berlekatan membentuk struktur tunggal, tetapi jalur buluh serbuk sari secara fungsional seperti apokarpi.
Eu-sinkarpi: buluh serbuk dari semua bagian stigma dapat mencapai ovulum dari semua karpela,bahkan dalam ovarium multilokula.

Histology Karpela
Dinding ovarium terdiri atas jaringan parenkim dan pembuluh yang ditutupi oleh epidermis yang ada kutikulanya. Stigma dan stilus mempunyai struktur khusus dan sifat fisiologi yang dapat membuat butir serbuk sari berkecambah pada stigma dan buluh serbuk sari mengadakan pemantakan ke ovulum. Protoderm stigma menjadi epidermis berkelenjar dengan sel kaya protoplasma. Epidermis biasanya mempunyai papilla dan dilapisi kutikula. Pada kebanyakan tumbuhan, sel epidermis stigma berkembang menjadi rambut pendek yang banyak atau berkembang memanjang membentuk serabut yang bercabang, misalnya pada Gramineae atau tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin.
Antara jaringan stigma dan ovarium terdapat jaringan khusus, tempat pemantakan butir serbuk sari yang berkecambah. Jaringan ini member makanan pada buluh serbuk sari untuk tumbuh selama melalui stilus ke ovarium. Jaringan ini oleh Arber (1937) disebut jaringan trasnmiting (pemindah). Sebagian besar Angiospermae mempunyai stilus padat dan jaringan pemindah merupakan untaian sel memanjang yang kaya sitoplasma. Sel ini menunjukkan dinding samping yang tebal dan dinding mendatar yang relatif tipis. Dinding samping tebal terdiri atas beberapa lapisan sebagai berikut:
Lapisan paling dalam tersusun atas senyawa pectin dan hemiselulosa. Di sebelah luarnya terdapat lapisan yang tampak lebih gelap, lebih tipis, dan kaya hemiselulosa.
Di sebelah luarnya terdapat dinding tebal dengan tekstur yang longgar, menunjukkan cincin terpusat dari bahan serabut, relatif miskin hemiselulosa tetapi kaya pectin, serta berisi selulosa dan polisakarida nonselulosa.
Lamela tengah tebal, terutama terdiri atas senyawa pectin. Lamella tengah dan lapisan dinding paling luar berisi protein. Pada dinding terluar terdapat massa gelembung kecil. Buluh serbuk sari tumbuh melalui lapisan dinding paling luar.

Megasporogenesis
Ada sel tumbuhan yang mempunyai beberapa sel induk megaspore di dalam ovulum tunggal, tetapi biasanya hanya sebuah sel induk yang berkembang dalam tiap nukleus. Sel ini dapat dibedakan dari sel tetangganya karena ukuran sel, ukuran inti, dan kepadatan sitoplasmanya. Sel hypodermis pertama kali membelah menjadi sel parietal, bagian luar bisanya lebih kecil, dan sebuah sel di dalam yang lebih besar merupakan sel sporogen primer. Selanjutnya, sel tersebut berkembang menjadi sel induk megaspora, dan sel parietal membelah membentuk sejumlah sel sehingga sel induk megaspora ditekan ke dalam.
Gametofit jantan
Gametofit jantan masak terdiri atas tiga sel yang dihasilkan dari dua kali pembelahan mitosis yang terjadi di dalam butir serbuk sari. Pada pembelahan mitosis pertama, nuselus butir serbuk sari (mikrospora) muda mengambil tempat di dekat dinding. Pembelahan pertama menghasilkan dua sel, yaitu sel vegetatif dan sel generatif. Sel generatif muda mempunyai sebuah kalosa atau dinding selulosa. Selanjutnya, sel generatif terpisah dari dinding butir serbuk sari dan kehilangan dinding kalosanya, dikelilingi oleh sitoplasma sel vegetatif, kemudian menjadi oval atau berbentuk lensa.
Pada tahap ini, butir serbuk sari gugur dari anteradan sel generative membelah sekali untuk membentuk dua gamet jantan sebelum pembukaan antera. Lamella bagian dalam dinding buluh serbuk sari terdiri atas kalosa dan selulosa. Protoplas hanya terdapat pada bagian distal pembuluh dan terpisah dari bagian proksimal oleh pembentukan sumbat kalosa yang dibentuk dari waktu ke waktu oleh protoplas.
Gametofit betina
Megaspora yang hidup akan membesar dan mengalami tiga kali pembelahan mitosis berurutan, sehingga kantong embrio berisi gametofit betina dengan 8 inti membesar.
Pembuahan ganda
Pada angiospermae terjadi pembuahan ganda, yaitu terjadi dua macam peleburan: peleburan gamet jantan dengan sel telur yang menghasilkan zigot yang akan tumbuh mennjadi embrio dan peleburan gamet jantan yang lain dengan inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm.
B. Perkembangan Anatomi Bunga
1.Pembentukan Endosperm dan Embrio
Endosperm adalah cadangan makanan untuk embrio. Embrio adalah calon
tumbuhan muda. Proses pembentukan endosperm dan embrio meliputi proses fertilisasi atau pembuahan yang dapat terjadi setelah proses polinasi atau penyerbukan. Polinasi adalah peristiwa menempelnya butir serbuk sari di atas kepala putik. Polinasi tidak selalu di ikuti dengan proses fertilisasi. Fertilisasi dapat terjadi jika: (a) butir serbuk sari dan kepala putik berasal dari jenis yang sama, dan (b) butir serbuk sari dan kepala putik sama-sama dalam keadaan masak, siap untuk fertisasi.
2.Pembuahan
Butir serbuk sari berkecambah menghasilkan buluh serbuk sari pada
stigma. Di dalam buluh serbuk terdapat dua gamet jantan yang menembus stilus dan mencapai ovulum. Pada kebanyakan tumbuhan, buluh serbuk sari memantak ke dalam ovulum melalui mikropil. Pada beberapa tumbuhan buluh serbuk sari memantak melalui khalaza, dan disebut khalazogami. Sifat ini terjadi pada Casurina dan spesies dari Pistacia. Setelah masuk ke dalam ovulum , butir serbuk sari memantak ke dalam kantong embrio melalui sinergid. Dengan adanya pemantakan buluh serbuk sari, biasanya satu dari sinergid rusak. Selanjutnya ujung buluh serbuk sari robek dan dua gamet jantan bersama dengan sel vegetatif masuk ke dalam sitoplasma kantong embrio. Satu dari gamet jantan melebur dengan sel telur. Gamet jantan yang kedua melebur dengan inti sekunder. Pembuahan seperti ini disebut fertilisasi ganda. Hasil peleburan gamet jantan dengan sel telur adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Hasil peleburan gamet jantan dengan inti sekunder akan membentuk endosperm.
3.Perkembangan Embrio
Setelah fertilisasi, zigot terbentuk. Selanjutnya, zigot mengalami dorman
selama periode tertentu. Pada saat yang sama, vokuola besar yang terdapat dalam telur menghilang dan sitoplasma menjadi homogen. Zigot kemudian membelah setelah pembelaha inti endo




BAB 111
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Bunga merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan, yang merupakan turunan langsung dari helaian daun. Bunga mempunyai 4 tipe organ, berurutan dari luar ke dalam, yaitu sepala yang menyusun kaliks, petala yang menyusun korola, stamen,dan pistilum sebagai organ perkembangbiakan. Stamen terdiri atas filament dan antera. Antera umunya berisi 4 kantong serbuk sariyang berpasangan dalam 2 lobus. Di dalam antera terdapat sel sporogen primer yang membelah mitosis membentuk sel induk serbuk sari atau mikrosporosit. Karpela berkembanga dari telome fertile. Sel induk megaspore mengalami 3 kali pembelahanmitosis secara berurutan sehingga terbentuk kantong embrio yang berisi gametofit betina dengan 8 inti. Pada angiospermae terjadi pembuahan ganda, yaitu terjadi dua macam peleburan yang menghasilkan zigot dan endosperm.

B.SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi penulis. Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang struktur dan pekembangan anatomi pada bunga, sehingga mempermudah untuk mempelajarinya.







DAFTAR PUSTAKA

Estiti, B. Hidayat. 1920. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Mulyani, sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: kanisius.

Struktur Anatomi Biji

BAB I
PENDAHULUAN


1.Latar Belakang
Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Mempunyai biji merupakan salah satu ciri tumbuhan spermatophyta. Bagi tumbuhan spermatophyta biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama. Karena biji mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga. Biji berkembang dari bakal biji. Dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya.
Biji yang terlihat sempurna tentunya mempunyai bagian – bagian tertentu. Namun dalam biji dikotil dan monokotil jumlah dan bagian – bagian tersebut tidak selalu sama. Apa sajakah bagian – bagian penyusun biji pada umumnya? Serta bagian apa yang membedakan biji monokotil dan dikotil?
Dalam proses perkembangbiakan biasanya biji mengalami proses yang dinamakan perkecambahan. Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Bagaimanakah proses perkecambahan itu? Akan kita bahas pada bab selanjutnya.

2.Rumusan Masalah
a.Bagaimanakah struktur umum antomi biji? Serta perbedaan biji monokotil dan dikotil?
b.Bagaimanakah proses perkecambahan?

3.Tujuan
a.Dapat mengetahui struktur umum anatomi biji, serta mengetahui perbedaan biji monokotil dan dikotil
b.Dapat mengetahui proses perkecambahan
BAB II
PEMBAHASAN


1.Pengertian Biji
Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.

2.Bagian – Bagian Biji
a.Kulit Biji (Testa)
Kulit biji terletak paling luar. Testa berasal dari intergumen ovule yang mengalami modifikasi selama pembentukan biji berlangsung. Seluruh bagian intergumen dapat berperan dalam pembentukan kulit biji. Akan tetapi pada kebanyakan biji sebagian besar dari jaringan intergumen itu dihancurkan dan diserap oleh jaringan berkembang lain pada biji itu. Pada kulit biji beberapa tumbuhan dapat dijumpai suatu lapisan sel memanjang secara radial, yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang – ruang interseluler yang dinamakan sel malpighi. Lapisan itu terdiri atas selulosa, lignin dan juga kitin. Lapisan testa terdiri dari :
Sarkotesta : Lapisan terluar
Sklerotesta : Lapisan bagian tengah, tebal dan keras
Endotesta : Lapisan terdalam, selaput tipis & berdaging








Ada bagian – bagian yang sering menyertai permukaan biji, yang pada masing – masing biji mempunyai bagian yang berbeda. Bagian – bagian itu adalah:
Sayap (Ala)
Merupakan pelebaran dari kulit luar sehingga membentuk sayap.
Bulu (Coma)
Merupakan penonjolan sel – sel kulit luar biji yang berupa rambut – rambut halus.
Salut Biji (Arillus)
Merupakan pertumbuhan dari tali pusar.
Salut Biji Semu (Arillodium)
Merupakan pertumbuhan di sekitar liang bakal biji (Microphyle).
Pusar Biji (Hilus)
Merupakan berkas perlekatan dengan tali pusar.
Liang Biji (Microphyle)
Liang kecil berkas masuknya buluh serbuk sari kedalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini sering tumbuh menjadi badan berwarna keputih – putihan dan lunak yang disebut karankula.
Berkas – Berkas Pembuluh Pengangkutan (Chalaza)
Merupakan tempat pertemuan antara intergumen dengan nukleus.
Tulang Biji (Raphe)
Terusan tali pusar pada biji. Biasanya terdapat pada biji yang berasal dari bakal biji.


Pada biji – biji tertentu ada lapisan luar yang menjadi berlendir apabila terkena air. Lendir merupakan bagian berpektin pada lapisan dinding selnya yang akan mengembung bila terkena air dan akan memperlihatkan tekstur bergaris – garis. Lamela tengah tidak cukup elastik untuk menampung pembengkakan sehingga menjadi robek dan lapisan dinding luar yang berkutin tertutup kutikula, terangkat dan pecah – pecah. Dibawah epidermis terdapat 1 atau 2 lapisan sel. Dibawah lapisan sel – sel tersebut ada lapisan sel – sel sklerenkim memanjang yang bernoktah. Sklerenkim ini letaknya sejajar tegak lurus terhadap sel – sel parenkim. Sel parenkim ini mengandung banyak pati yang diserap oleh jaringan lain selama perkembangan biji itu.

b.Cadangan Makanan
Cadangan makanan merupakan kandungan yang ada dalam biji, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Biji yang sedikit atau bahkan tidak ada Cadangan makanan disebut biji eskalbumin. Cadangan makanan berfungsi sebagai jaringan penyimpan.
Cadangan makanan memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan dalam perkembangannya. Cadangan makanan bersel kecil berwarna putih agak kelabu, berdinding tipis, mengandung butir aleuron dan tetes minyak serta bahan cadangan tersimpan di dalam selnya.
Perkembangan cadangan makanan umunya dimulai sebelum perkembangan embrio. Cadangan makanan berkembang dari pembelahan mitosis inti endosperm yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet jantan dengan 2 inti kutub atau dengan inti sekunder.
Cadangan makanan tersebut kaya akan zat – zat makanan, yang disediakan bagi embrio yang sedang berkembang. Pada sebagian besar monokotil, cadangan makanan memupuk zat – zat makanan yang digunakan oleh biji setelah perkecambahan yang biasa disebut dengan endosperm. Pada banyak dikotil, cadangan makanan diangkut ke Cotyledon (keping biji) sebelum biji itu menyelesaikan perkembangannya dan sebagai akibatnya biji dewasa ini tidak mengandung endosperma.
Jaringan cadangan makanan pada biji yang bertumbuh dapat terjadi dari sel – sel berdinding tipis dengan vakuola besar – besar yang mengandung substansi cadangan.
Cadangan makanan mempunyai 2 tipe dinding sel, yaitu :
Dinding tipis : cadangan makanannya disimpan didalam selnya
Dinding tebal : cadangan makanannya disimpan didindingnya

c.Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet jantan dan betina pada suatu proses tumbuhan. Embrio merupakan sporofit muda, pada beberapa tumbuhan embrionya mempunyai kloroplas dan berwarna hijau. Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma yang merupakan persediaan makanan. Calon tumbuhan baru yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru terdiri dari :
Radikula (akar lembaga atau calon akar)
Dikotil : berkembang menjadi akar tunggang
Monokotil : berkembang menjadi akar serabut
Cotyledon (daun lembaga)
Merupakan daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah
Cauliculus (batang lembaga)
Ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum)
Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum)















3.Struktur Anatomi Biji









Keterangan struktur anatomi biji, yaitu :
a.Kulit biji          : terletak di bagian luar biji dan melapisi seluruh bagian biji.
b.Hipokotil         : bagian bawah aksis (pangkal) yang melekat pada kotiledon.
c.Radikula          : bagian terminal (ujung).
d.Epikotil           : bagian atas pangkal.
e.Plumula           : bagian ujung, yaitu pucuk dengan sepasang daun.
f.Kotiledon        : bagian cadangan makanan
















Perbedaan biji monokotil dan dikotil
No
Monokotil
Dikotil
1
Berkeping satu
Berkeping dua
2
Terdapat endosperma
Tidak ada endosperma
3
Makanan untuk pertumbuhan embrio di peroleh dari endosperma
Makanan untuk pertumbuhan embrio di peroleh dari cotyledon


4.Perkecambahan
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh biji. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang, memecahkan kulit biji, dan memicu perubahan metabolic pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhannya. Munculnya plantula (tumbuhan kecil) dari dalam biji merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio.

Fase perkecambahan diikuti pertumbuhan 3 jaringan meristem primer, yaitu :
a.Protodrem : lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis
b.Meristem dasar akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada akar diantara stele dan epidermis
c.Prokambium : lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xylem

Tahapan dan perkembangan
a.Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak
b.Spesialisasi : sel-sel yang sejenis berkelompok
c.Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
d.Organogenesis sel : proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
e.Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki
kekhususan dalam bentuk dan fungsi

Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.Perkecambahan Epigeal
Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat keatas tanah. Ruas batang di bawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya. Sedang kotiledon akan layu dan rontok karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah. Contohnya pada perkecambahan kacang hijau dan kacang tanah.








b.Perkecambahan Hypogeal
Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di bawah. Tumbuhnya epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal di dalam tanah. Contohnya pada perkecambahan kacang kapri dan jagung.






Urutan proses perkecambahan:
a.Masuknya air kedalam biji atau imbibisi
b.Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm
c.Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
d.Embrio tumbuh dan berkembang

Bagian – bagian perkecambahan :
a.Radikula
Adalah bakal calon akar yang tumbuh selama masa perkecambahan. Fungsinya untuk menyokong dan menyuplai bahan – bahan makanan untuk di proses pada bagian tanaman lainnya.
b.Kotiledon
Adalah daun kecil yang terletak di bawah daun pertama kecambah. Fungsinya untuk menyimpan cadangan makanan dan asimilasi.


c.Cauliculus
Adalah bakal calon batang yang tumbuh selama masa perkecambahan. Fungsinya sebagai bagian tanaman yang akan mengalami perkembangan ke atas untuk membentuk batang.
Hipokotil : Batang yang terletak di bagian bawah kotiledon
Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas kotiledon
d.Testa
Adalah bagian yang melindungi bagian dalam biji.

























BAB III
PENUTUP


1.Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini dapat di simpulkan bahwa :
a.Bagian biji yang utama adalah kulit biji (testa), cadangan dan embrio.
b.Kulit biji (testa) terdiri dari suatu lapisan sel memanjang secara radial, yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang – ruang interseluler yang dinamakan sel malpighi. Lapisan itu terdiri atas selulosa, lignin dan juga kitin. Lapisan testa terdiri dari :
Sarkotesta : Lapisan terluar
Sklerotesta : Lapisan bagian tengah, tebal dan keras
Endotesta : Lapisan terdalam, selaput tipis & berdaging
c.Cadangan makanan bersel kecil berwarna putih agak kelabu, berdinding tipis, mengandung butir aleuron dan tetes minyak serta bahan cadangan tersimpan di dalam selnya. Cadangan makanan berkembang dari pembelahan mitosis inti endosperm yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet jantan dengan 2 inti kutub atau dengan inti sekunder.
Cadangan makanan mempunyai 2 tipe dinding sel, yaitu :
Dinding tipis : cadangan makanannya disimpan didalam selnya
Dinding tebal : cadangan makanannya disimpan didindingnya
d.Biji mempunyai struktur anatomi, yaitu : kulit biji, hipokotil, radikula, epikotil, plumula, dan kotiledon.
e.Ada 3 jaringan meristem yang mengikuti fase perkecambahan, yaitu :
Protodrem : lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis
Meristem dasar akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada akar diantara stele dan epidermis
Prokambium : lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xylem
f.Tahapan dan perkembangan
Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak
Spesialisasi : sel-sel yang sejenis berkelompok
Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan
fungsi
Organogenesis sel : proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki
kekhususan dalam bentuk dan fungsi
g.Urutan proses perkecambahan:
Masuknya air kedalam biji atau imbibisi
Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm
Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
Embrio tumbuh dan berkembang

h.Perkecambahan berdasarkan letak kotiledonnya dibagi menjadi 2, yaitu :
Perkecambahan epigeal
Perkecambahan hipogeal

i.Bagian – bagian perkecambahan :
Radikula
Kotiledon
Cauliculus
Hipokotil : Batang yang terletak di bagian bawah kotiledon
Epikotil : Batang yang terletak di bagian atas kotiledon
Testa






DAFTAR PUSTAKA


Hidayat, Estiti .B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan. Jogja : Gajah Mada Univercity Press
Yatim, Wildan. 2007. Kamus Biologi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan
http://ninityulianita.wordprees.com/2009/07/29/anatomi.tumbuhan