Kamis, 31 Maret 2011

Struktur anatomi daun

A. Struktur Anatomi Daun
Daun merupakan organ tanaman yang mempunyai fungsi untuk fotosintesis. Sifat yang penting dari daun adalah pertumbuhan apikalnya cepat berhenti dan tidak mengalami perkembangan meristem sekunder. Secara histologis daun tersususn dari tiga tipe jaringan yaitu epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Berikut ini merupakan gambar struktur daun secara umum :














Penjelasan gambar:
 Epidermis
Umumnya terdiri dari satu lapisan sel, kloroplas sedikit atau tidak ada sama sekali. Sel terlihat transparan sehingga memungkinkan cahaya matahari menembus lapisan sel tersebut. Terdapat kutikula untuk mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan. Struktur daun biasanya pipih, jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah daun disebut dengan permukaan abaksial. Dalam permukaan abaksial terdapat stomata, sel penutup mengandung kloroplas, berfungsi untuk mengatur membuka dan menutupnya stomata mengendalikan pertukaran gas.
 Mesofil
Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis, mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua tipe parenkim dalam mesofil yaitu parenkim palisade dan parenkim spons.
 Parenkim palisade
Sel parenkim palisade memanjang dan penampang melintangnya nampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu sel palisade berbeda bentuknya.Sel palisade terletak dibawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali terdapt hipodermis diantara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan, apabila tersusun lebih dari satu lapisan panjang sel pada tiap lapisan sama atau semakin ketengah semakin pendek. sel chlorenchymnya kompak dan teratur. Tidak mempunyai Ruang antarsel. Sel-sel mengandung kloroplas dalam jumlah yang besar. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan adaksial daun, contonhya pada Thymelea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan adaksial daun. Sedangkan pada tumbuhan xeromorf, misalnya pada Atriplex portulacoides , parenkim palisade terletak pada kedua sisi daun, sedangkan parenkim spons hanya terdapat pada tengah daun saja.
 Parenkim Spons
Bentuk sel parenkim spons bermacam-macam. Parenkim spons terdiri dari beberapa lapisan sel yang diatur secara longgar, chlorenchyma bulat atau oval dengan ruang antarsel menonjol. Sel-sel ini mengandung kloroplas sangat sedikit. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dengan yang lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim spons tidak selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan. Apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada didekatnya.
 Jaringan Pengangkut
Jarigan pengengkut pada daun berupa untaian jaringan khusus yang berfungsi sebagai penunjang dan sebagai saluran yang disebut berkas pembuluh. Berkas pembuluh biasanya terletak di tengah-tengah anatra epidermis atas dan bawah, berkas pembuluh terdiri dari dua jenis jaringan yaitu xilen dan floem. Kedua jaringan tersebut bersama-sama membnetuk jaringan pembuluh. Pada daun, berkas pembuluh yang lebih besar dapat dilihat di permukaan daun berupa tulang daun.Tulang daun yang besar dikelilingi oleh parenkim yg sedikit mengandung kloroplas. Tulang daun yang lebih kecil biasanya juga dikelilingi oleh lapisan sel parenkim.
 Jaringan sekretori
Pada tumbuhan terdapat sel-sel khusus, misalnya saluran getah, sel-sel kristal, dan kelenjar yang umumnya terdapat pada mesofil daun.
B. Struktur Daun Dikotil dan Monokotil
1. Struktur Anatomi Daun Dikotil pada Nerium oleander
Sebagian besar dauin dorsiventral. Daun ini terletak horizontal dengan permukaan atas dan bawah yg berbeda. Berikut merupakan penampang daun Nerium oleander :



Dari gambar di atas dapat dilihat :
 Epidermis
Permukaan daun tertutup oleh epidermis yang terdiri dari epidermis atas dan epidermis bawah. Pada bagian atas epidermis terdsapat kutikula yang merupakan diferensiasi dari epidermis, kutikula tebal berfungsi untuk mencegah transpirasi berlebihan dan melindungi dari luka.
Epidermis atas tediri dari lapisan dan tidak terdapat stoma. Pada epidermis bawah hanya terdiri satu lapisan dan dilengkapidengan stomata kriptofor yang dijaga oleh sel penjaga berbentuk ginjal. Sel penjaga mendukung kloroplas. Stomata pori-pori terbuka ke dalam rongga sub stomata dalam mesofil untuk memfasilitasi pertukaran gas.
 Mesofil
Mesofil pada Nerium oleander terdiri dari sel parenkim palisade yang bentuknya memanjang dengan ukuran yang sama tampak seperti batang yang terssusun dalam deretan sehingga tidak terdapat rongga antar sel. Sel parenkim palisade tersusun atas satu lapisan yang terletak di bawah epidermis multilateral. Sedangkan parenkim spons bentuk dan ukurannya berbeda, letaknya tidak beraturan sehingga terdapat ronggan anatarsel satu dengan yang lainnya.
Sel-sel dari jarinagn disekitar vena yang kompak diatur untuk memberikan kekuatan mekanik. Sel-sel ini juga menyimpan makanan dalam bentuk pati dan protein.
 Berkas Pengangkut
Pada Nerium oleander mempunyai pertulangan daun menyirip dengan tulang daun yang ukurannya berbeda, tergantung pada tingkat percabangannya. Pertulangan sejajar ini saling berhubungan dengan ikatan yang sangat tipis dan tersebar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibutulang, dan disini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil yang tersebar diseluruh helaian daun. Tulang daun yang lebih ingan parenkim yang kecil dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya berupa kolenkim. Oleh karena itu tulang dsaun yang besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil.








2. Struktur Anatomi Daun Monokotil Pada Zea mays
Berikut merupakan penampang melintang Zea mays









Dari gambar diatas dapat dilihat:
• Epidermis
Epidermis pada daun Zea mays terdiri dari epidermis atas dan bawah denan ukuran dan bentuk yang berbeda. Epidermis ini hanya terdiri satu lapis sel atau yang disebut epidermis unilateral. Pada lapisan epidermis ini terdapat sel bulliform yang terletak di epidermis atas. Sel bulliform yaitu sel-sel yang seperti gelembung, berukuran lebih besar, bervakuola besar, berisi cairan sel dan berdinding tipis yang terdiri dari kutin dan kutikula. Sel bulliform permukaan pada daun secara menyeluruh terkadang juga hanya melekuk diantara tulang daun.
Biasanya terdiri dari beberapa sel yang lebar letaknya dengan tulang daun. Sel bulliform ini tumbuh lebih cepat dari pada sel-sel epidermis, hal ini menyebabkan terbentuknya daun-daun yang masih menggulungseperti daun zea mays. Stomata pada zea mays tersebar secara merata dikedua epidermis. Stoma pada zea mays letaknya memanjang dan merupakan deretan-deretan yang sejajar. Stomata pada zea mays terdiri dari sel penutup yang dikelilingi oleh kedua sel tetangga yang sejajar dengannya satu setiap sisi.

• Mesofil
Pada zea mays, jaringan mesofil tersusun atas sel parenkim palisade dan parenkim spons yang berbeda bentuk dan ukurannya. Parenkim palisade pada zea mays terdapat lobus antar selnya dan tampak bercabang.
Sel parenkim palisade terdapat pada epidermis unilateral. Sel parenkim spons bentuknya bermacam-macam dan memiliki kekususan dengan adanya lobus yang terdapat antara sel satu dengan yang lain. Untuk membedakan antara sel parenkim palisade dengan spons pada zea mays tidak mudah karena bentuk sel mesofil lebih kurang saama.
• Berkas pembuluh
Berkas pembuluh yang terdapat pada daun monokotil, khususnya pada zea mays dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang mempunyai satu atau dua lapisan. Lapisan berkas pengangkut dibagian luar terdiri atas sel parenkim dengan dinding tipis. Sel selubang berkloroplas sehingga mengandung tepung yang disebut selubung tepung
Sel selubang bagian dalam disebut selubung mesotom, selnya lebih kecil dengan dinding tebal dan berisi lamella yang mengandung gabus. Berkas pembuluh tunggal atau dua yang letaknya berdampingan dikelilingi oleh jaringan transfuse.















BAB III
KESIMPULAN

Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk fotosintesis. Jaringan daun memiliki banyak persaman dengan jaringan batang. Bedanya, pertumbuhan apikal daun lebih cepat berhenti. Daun tersusun atas tiga tipe jaringan, yaitu epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Pada epidermis sering terdapat stomata dan trikoma. Mesofil terdiri atas jaringan perenkim palisade dan spons, yang, mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis. Jaringan pembuluh dan jaringan sekitarnya membentuk tulang daun.
Perbedaan antara struktur daun monokotil pada Zea mays dibandingkan dengan daun dikotil pada Nerium oleander ?
Monokotil Pada Zea mays Dikotil pada Nerium oleander
 Mesofil tidak berdiferensiasi, bentuknya seragam.  Mesofil berdiferensiasi menjadi jariangan tiang dan spons.
 Sel parenkim palisade bentuknya tidak beraturan, antara sel satu dengan yang lainnya terdapt lobus atau rongga sel, banyak mengandung kloroplas.
 parenkim palisade berbentuk silinder tersusun rapat dan banyak mengandung kloroplas.

 Letak stomatanya tersebar  Letak stomata hanya terdapat pada salah satu permukaan daun.

 Terdapat kelompok sel bulliform pada epidermis atas.
 Tidak ada motor atau sel bulliform.

 Berkas pembuluh terletak pada tulang daun yang berderet sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil.
 Berkas pembuluh terletak pada satu ibu tulang daun dan cabang-cabangnya membentuk jala

 Pembuluh xilem terdiri dari dua protoxilem dan dua metaxilem di dalam berkas pengangkut.
 Pembuluh xilem terdiri dari banyak protoxilem dan metaxilem.

 Terdapat kelompok sel bulliform pada epidermis atas.
 Tidak ada motor atau sel bulliform

 Pembuluh xilem terdiri dari dua protoxilem dan dua metaxilem di dalam berkas pengangkut.
 Pembuluh xilem terdiri dari banyak protoxilem dan metaxilem.














DAFTAR PUSTAKA
– Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius
– Sutrian, Yayan. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang Sel dan Jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta
– Faha, A. 1995. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press.
– Anatomy of leaf. Tutor Vista. Com

PTERIDOPHYTA

Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara.
Ciri dan Struktur Pteridophyta :
memiliki akar, batang,dan daun sejati
memiliki jaringan pembuluh angkut
batang tumbuh mendatar di dalam tanah disebut rimpang/rizom
ukuran daun bervariasi : mikrofil dan makrofil
Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi
1. Sporofil : daun yang menghasilkan spora
2. Tropofil : daun yang berfungsi untuk asimilasi
• Pada permukaan bawah sporofil dewasa terdapat sorus yaitu suatu badan yang terdiri atas kelompok sporangium/kotak spora
• Sorus yang masih muda ditutupi oleh selaput pelindung (indusium)
• Pada sporangium terdapat sejumlah sel penutup berdinding tebal & menyerupai cincin disebut anulus


Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi benang sari atau kantung embrio.
Daur hidup tumbuhan paku :
Generasi Gametofit :
- Ditandai dengan adanya protalium
- Pada protalium terdapat gametangium yang membentuk anteridium (menghasilkan sperma) & arkegonium (menghasilkan ovum)
- Fertilisasi menghasilkan zigot
- Zigot berkembang menjadi tumbuhan paku baru
Generasi Sporofit :
- Tumbuhan penghasil spora
- Spora dihasilkan oleh sporofil
- Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru berupa protalium
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi:
1. Paku Homospora/isospora
2. Paku Heterospora/anispora
3. Paku peralihan/homospora & heterospora
1.Paku homospora/isospora
Merupakan kelompok tumb.paku yang menghasilkan 1 macam spora yang berukuran sama
Contoh : Lycopodium (paku kawat)
< Skema metagenesis paku homospora

2. Paku heterospora/anisospora
Yaitu Paku yang menghasilkan dua macam spora dengan ukuran yang berbeda.Contoh: Selaginella sp (paku rane), Marsilea crenata (semanggi)



Skema Metagenesis Paku Heterospora

3.Paku peralihan antara Homospora dan Heterospora
Yaitu Paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama tetapi ada yang berkelamin jantan dan betina. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).


Skema Metagenesis Paku Peralihan


KLASIFIKASI
• Divisi Psilotophyta
• Divisi Lycopodophyta
• Divisi Equisetophyta
• Divisi Pteridophyta
Divisi Psilotophyta
• Merupakan paku yang hampir punah
• Tidak memiliki daun atau akar sejati
• Memiliki rizoid
• Contoh : Psilotum
Divisi Lycopodophyta
• Jumlahnya mencapai 1.000 spesies
• Mikrofil tersusun spiral
• Sporangium muncul dari ketiak daun & berkumpul membentuk strobilus
• Pada umumnya epifit
• Contoh : Lycopodium & Selaginella
Divisi Equisetophyta
• Jumlahnya sekitar 15 spesies
• Habitat ; tempat lembab
• Daun bersisik, tersususn melingkar pada setiap buku
• Tinggi mencapai 1,3 m
• Ujung batang terdapat strobilus kekuning-kuningan
• Contoh ; Equisetum
Divisi Pteridophyta
• Memiliki makrofil dengan tulang daun dan mesofil
• Tingginya bervariasi ; dari yang tampak seperti lumut hingga menjulang seperti pohon
• Contoh
1. Alsophilla glauca (paku tiang)
2. Gleichenia linearis (paku resam)
3. Adiantum cuneatum (suplir)
4. Marsilea crenata (semanggi)
C. Alat dan Bahan
D. Langkah Kerja
Ambil preparat yang sudah ditentukan.
Amati dengan lup, gambar morfologi dan sebutkan bagian dari preparat.
Buat deskripsi sementara yang meliputi bentuk morfologi, bentuk sel, cara hidup, perkembangbiakan, tempat hidup, kemudian bandingkan dengan literatur.
Buat klasifikasi dan deskripsi yang sebenarnya, meliputi bentuk morfologi, bentuk sel, cara hidup, perkembangbiakan, tempat hidup dan manfaat.






E. Hasil Pengamatan

1. Ophioglossum pendulum

















Morfologi: bentuknya hamper menpunyai paku tanduk uncal, daun-daunnya lemah, akarynya sedikit dan rimpangnya berdaging, berbentuk seperti pita dan ujungnya tumpul, pada bagian pangkalnya menyempit. Sporanya terletak antara lekukan-lekukan bulir, dan warnanya hijau.
Habitat: Menggantung dan tumbuh pada jenis tumbuhan tertentu, terutama pohon palem, ketinggian mencapai 1600 m dpl.
Reproduksi: Seksual dengan membentuk sporangium, sedangkan aseksual dengan bantuan spora.
Manfaat: Sebagai tanaman hias simbar gedang yang menarik, daun simbar gedang yang dihaluskan dan dicampur dengan minyak kelapa dapat dipakai untuk obat luar.
Keasaman: 5,5, kebasaan: 6,5

Jumat, 18 Maret 2011

Ulva lactuca,Turbinaria lamour,Ankistrodesmus spirales,Coelastrum cubicum,Tetraspora limnecticus,Protococcus viridis,Cladophora graminea,Oedogonium sp

A.1. Preparat awetan Ulva lactuca


>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Thallophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Familia : Uvaceae
Genus : Ulva
Spesies ; Ulva sp / Ulva lactuca

>Deskripsi/karakteristik
Mempunyai talus berbentuk lembaran dengan lapisan 1-2 sel,dinding tediri dari selapis sel, nucleus tunggal dengan kloroplas berbentuk cawan, habitat di laut,talus menyerupai daun selada,terdiri atas 2 lapisan selyang berbentuk struktur seperti parenkim,zoospore dengan bulu cambuk,gamet sama besar masing- masing dengan 2 bulu cambuk, perkembangbiakan
-generatif : isogami
-vegetatif: zoospore.


2.Preparat awetan Turbinaria lamour


>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Phaeophyta
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Familia : Sargassaceae
Genus : Turbinaria
Spesies ; Turbinaria lamour

>Deskripsi
tubuh berupa talus,mengandung pigmen coklat atau pirang,dinding sebelah dalam terdiri dari selulosa,sebelah luar terdiri dari pectin dan dibawah pectin terdapat algin,habitat di air laut dan air tawar,perkembangbiakan vegetatif dengan zoospore,perkembangbiakan generatif dengan isogami,mengalami pergiliran keturunan









A.1. Alga yang ditemukan pada air sawah



>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Oocystaceae
Genus : Ankistrodesmus
Spesies : Ankistrodesmus spiralis

>Deskripsi
Organisme ini berwarna hijau dan tidak motil dan biasa bersel satu, , selnya berbentuk cresent tipis. Biasanya berkoloni empat hingga delapan dengan membentuk sudut satu dengan lainnya. Organisme ini seringkali mengkontaminasi perairan dan dapat hidup pada pipa saluran air, air dalam kendi, dan air tandon. Tidak umum dikultur sebagai pakan


2.Alga yang ditemukan di air selokan
Ankistodesmus spiralis


>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Oocystaceae
Genus : Ankistrodesmus
Spesies : Ankistrodesmus spiralis

>Deskripsi
Organisme ini berwarna hijau dan tidak motil dan biasa bersel satu, panjang, selnya berbentuk cresent tipis. Biasanya berkoloni empat hingga delapan dengan membentuk sudut satu dengan lainnya. Organisme ini seringkali mengkontaminasi perairan dan dapat hidup pada pipa saluran air, air dalam kendi, dan air tandon. Tidak umum dikultur sebagai pakan
Coelastrum cubicum


>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Coelastraceae
Genus : Coelastrum
Spesies : Coelastrum cubicum

>Diskripsi
merupakan tumbuhan talus,dengan 1 inti yang mengandung kloroplas dengan membentuk koloni,hidup di perairan tawar ,tembok dan kulit pohon yang lembab,bersifat autotrof dan ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain,pekembangbiakan dengan vegetatif membentuk zoospore sedangkan generatif dengan isogami.

3.Alga yang ditemikan di air kolam hijau
Coelastrum cubicum

>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Coelastraceae
Genus : Coelastrum
Spesies : Coelastrum cubicum

>Diskripsi
Merupakan tumbuhan talus,dengan 1 inti yang mengandung kloroplas dengan membentuk koloni,hidup di perairan tawar ,tembok dan kulit pohon yang lembab,bersifat autotrof dan ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain,pekembangbiakan dengan vegetatif membentuk zoospore sedangkan generatif dengan isogami.

Tetraspora limneticus



>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Tetrasporales
Familia : Tetrasporaceae
Genus : Tetraspora
Spesies : Tetraspora limnecticus

>Deskripsi
Merupakan organism uniseluler, hidup secara berkoloni,mempunyai klorofil,hidup secara autotrof,tidak berflagel sehingga tidak bias bergerak,merupakan produsen primer,penyedia oksigen nomer 1.





Protococcus viridis


>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Ctenocladales
Familia : Ctenocladaceae
Genus : Protococcus
Spesies : Protococcus viridis


>Deskripsi :
Mempunyai inti dan ikloroplas,habitatnya sebagai plankton didalam air tawar dan juga menempel pada kulit-kulit pohon dan tembok-tembok yang basah,perkembangbiakannya dengan zoospore dengan 2 bulu cambuk,berkoloni,dinding selnya berbentuk bulat

4.Alga yang ditemukan di air laut
Cladopora graminae
.
>Klasifikasi
Domain : Eukeriotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Cladophorales
Familia : Cladophoraceae
Genus : Cladophora
Spesies : Cladophora graminea

>Deskripsi
Sel dengan berisi banyak dengan kandungan kloroplas serta mengandung pirenoid,hidup dengan membentuk koloni berupa benang-benang bercabang dan menempel pada substrat,cara hidup dengan autotrof,habitat ai tawar maupun air laut,perkembangbiakan: vegetatif dalam bentuk zoospore dan genertif dalam bntuk isogami


5.Alga yang ditemukan di air sumur
Oedogonium sp

>Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Chlorophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Oedogoniales
Familia : Oedogoniaceae
Genus : Oedogonium
Spesies : Oedogonium sp


>Deskripsi
Gangang ini umum terdapat dan tersebar luas, tumbuh sebagai benang tidak bercabang, melekat pada tempat tumbuh dengan pelengkap ketika masih muda, tetapi biasanya mengapung dalam bentuk masa ketika matang. Selnya mengandung sebutir kloroplas yang berbentuk silindris dan seperi jala, dengan banyak sekali pirenoid. Tumbuhan ini berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi dan dengan zoospore berukuran besar, berwarna hijau serta bulat atau bulat telur. Reproduksi seksual pada Oedogonium ternyata agak rumit, namun secara garis besar dapat diberikan gambaran yang cukup mengenai proses yang berlangsung karena seksual melalui oogami. Telur yang dihasilkan satu -satu dalam sel khusus yang melebar dan disebut oogonium. Sel – sel khusus yang menghasilkan sperma dinamakan anteridium

Thallophyta(algae)

Thallophyta
Thallophyta (tumbuhan talus) adalah tumbuhan yang belum dapat dibedakan akar, batang dan daun sehingga dikatakan dengan tumbuhan talus. Tubuh yang berupa talus itu mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar, dari yang terdiri atas satu sel berbentuk bulat sampai yang terdiri atas banyak sel dengan bentuk yang kadang-kadang telah mirip dengan kormusnya tumbuhan tingkat tinggi.
Alga
Alga(tumbuha ganggang) merupakan tumbuhan talus yang hidup di air tawar maupun air laut atau selalu menempati habitat yang basah dan lembab.
Alga mempunyai zat warna yaitu:
1.fikosianin (biru)
2.klorofil (hijau)
3.fikosantrin (pirang/coklat)
4.fikoeritrin (merah)
5.karoten (keemasan)
6.xantofil (kuning)
Beberapa kelas dari alga/ganggang yaitu:
Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri). Hampir semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab.
Ganggang terbagi menjadi beberapa kelas :
-    Cyanophyta    (ganggang biru), masih prokaryotik.
-    Chlorophyta   (ganggang hijau)
-    Chrysophyta   (ganggang keemasan)
-    Phaeophyta    (ganggang coklat/ perang)
-    Rhodophyta    (ganggang merah)
Tumbuhan alga merupakan tumbuhan tahun yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah.
Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kiorofil yaltu kiorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang lebih inenonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi.
Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin (berwama biru), fikosantin (berwarna pirang), fikoeritrin (he merah). Disamping itu juga diternukan zat-zat warna santofli dan karoten
A)Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas:
a. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun air akibat pasang surut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan
B). Pigmen
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik
Ganggang ini hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah. Contoh gangganng merah adalah Euchema spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan Scinata. Euchemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Ganggang merah mempunyai pigmen yang disebut fikobilin yang terdiri dari fokoeritrin (merah) dan fikosianin (biru). Hal ini memungkinkan ganggang yang hidup di bawah permukaan laut menyerap gelombang cahaya yang tidak dapat diserap oleh klorofil. Kemudian pigmen ganggang ini menyampaikan energi matahari ke molekul klorofil.
C). Cadangan makanan
Alga menyimpan hasil kegiatan fotosintesis sebagal hasil bahan makanan cadangan didalam selnya. Sebagal contoh adalah alga hijau yang dapat menyimpan pati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi \
Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat mneghasilkan oksigen mclalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer sarnpai beberapa meter panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan dijumpai hanipir di segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari
Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar atnu air laut. Beberapa .icnis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai sumber karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (lengan mcnggunnkun senyawa organic sebagai sumber karbon, jadi bcrubah dan metabol isme fotosintesis menjad I metabolisme pernafasan dan perubahan mi bergantung pada keberadaan matahari
Alga memiliki sel-sel kloroplas yang berwarna hijau. mengandung kiorofil a dan b serta karcionoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid hash asimilasi berupa tepung dan lemak. Cloropyceae terdiri atas scI kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak adapula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbt ban tingkat tiriggi. Biasanyan hidup dalarn air tawar, menempatkan suatu bentos. Yang bersel besar dan ada pula yang hisup di air taut, terutama dekat pantai.
D). Flagel
Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik, Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi
Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
1.    Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
2.    Bentuk multiseluler:
1.    a. koloni yang motil, b. koloni yang kokoid
2.    Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal.
3.    Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen heterotrikh, filamen pseudoparenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
4.    Bentuk sifon/pipa.
5.    Pseudoparenkhimatik
E). Sruktur Tubuh Sel
Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis,
Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kiorofil yaltu kiorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang lebih inenonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi.
F). Dinding Sel
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat.
Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian
Ganggang masuk ke dalam kelompok bakteri. Ganggang memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri, dan bisa melakukan fotosintesis langsung karena memiliki klorofil. Sebelumnya, ganggang ini dikenal dengan sebutan Cyanophyta dan bersama bakteri masuk ke dalam kingdom Monera. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa ganggang ini memiliki karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri (Eubacteria)

G). Inti Sel
Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion
H). Perkembangbiakan.
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan menjadi individu baru, terjadi pada ganggang bersel tunggal.
Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
perkembangbiakan alga ada dua macam yaitu secara aseksual san seksul. Secara aseksual terjadi pada alga hijau dan alga pirang dimana perkembangbiakan dilakukan dengan cara membentuk zoospora yang dilengkapi flagel berambut. Sedangkan perkembangbiakan alga hijau adalah anisogami dimana gamet jantan selalu bergerak mendekati gamet betina dengan cara kemotaksis. Perkembangbiakan seksual pada alga pirang dengan isogami dan anisogami.
1). Chlorophyta
Chlorophyta (algae hijau) adalah tumbuhan yang berwarna hijau yang mirip dengan tumbuhan tinggi berdasarkan pigmennya, khlorofil a dan b, karotin dan xantofil. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan pektin, dan hasil fotosintesisnya adalah karbohidrat (tepung). Terdapat perkapuran pada beberapa jenis,. Jenis-jenis dari divisi ini adalah makroskopis, filamen, ( benang ), sefon ( bunga karang ) atau bentuk thallus.
Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung khlorofil a dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang, hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah
Adapun ciri-ciri dari alga ini adalah :
Ø    Reproduksi mempunyai stadia berbuluk cambuk, seksual dan aseksual.
Ø    Mengandung khlorofil a dan b, beta, gamma karoten dan santhofil.
Ø    Berwarna hijau
Ø    Persediaan (cadangan) makanan berupa kanji dan lemak.
Ø    Dalam dinding selnya terdapat selulosa, sylan dan mannan.
Ø    Memiliki thilakoid
Ø    Dalam plastiada terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan produk hasil sintesis.
Ø    Thalli satu sel, berbentuk pita, berupa membaran, tubulat, dan kantong atau bentuk lain.
2).Phaeophyta
Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)Hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin (coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai puluhan meter.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,c sedangkan generatif dengan isogami dan oogami.
Adapun alga divisio ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø    Saat reproduksi alga ini memiliki stadia gamet atau zoospora berbulu cambuk seksual dan aseksual.
Ø    Mempunyai pigmen khlorofil a dan c, beta karoten, Violasantin dan Fukosantin.
Ø    Warna umumnya coklat.
Ø    Persediaan makan (hasil fotosintesis) berupa laminaran (Beta, 1-3 ikatan glukan).
Ø    Pada bagian dalam dinding selnya tedapat asam alginik dan alginat.
Ø    Mengandung pirenoid dan tilakoid (lembaran fotosintesis).
Ø    Ukuran dan bentukm thalli beragam dari yang berukuran kecil sebagai epifit, sampai yang berukuran besar, bercabang banyak, berbentuk pita atau lembaran, cabang ada Yang}” sederhana dan ada pula yang tidak bercabang.
Ø    Umumnya tumbuh sebagai algae benthik.
3). Rhodophyta
Rhodophyta (algae merah) umumnya warna merah karena adanya protein fikobilin,terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin. Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan. Ada perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari divisi ini umumnya makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya seperti lumut.
Rhodophyta (ganggang merah)
Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, mengandung pigmen kklorofi a, klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.
Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran.
Adapun alga dari devisi ini ditandai oleh sifat-sifat sebagai berikut :
Ø    Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk
Ø    Reproduksi seksual denga karpogonia dan spermatia
Ø    Pertumbuhannya bersifat uniaksial (astu sel diujung thallus) dan multikasial (banyak sel diujung thallus).
Ø    Alat perekat (Holdfast) terdiri dari perakan sel tunggal atau sel banyak.
Ø    Memiliki pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru)
Ø    Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan  dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli seperti : merah tua, Merah muda, pirang, coklat kuning dan hijau.
Ø    Memilki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch).
Ø    Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragean, porpiran dan fulselaran
4). Chrysophyta
Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil dan fikosantin.
Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan merupakan  fitoplankton.
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota [enyusun plankton
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri, sedangkan reproduksi seksual dengan oogami.
5).Cyanophyta
1. Ciri –ciri :
a. Bersel tunggal ( Uniseluler ), ada pula yang berkoloni.
b. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari
fikosianin dan fikoeritrin.
c. Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulose,
kadang – kadang berlendir.
d. Inti sel tidak memiliki membran ( prokariotik)

Polytricum sp,Sphagnum sp,Riccia sp,Pogonatum sp,Fissidens sp,Marchantia polymorpa,Campylopus atlanticus

1.1.Polytricum sp
Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Polytricales
Familia : Polytrichaceae
Genus : Polytrichum
Spesies : Polytrichum sp
Deskripsi
Biasa disebut lumut haircap atau lumut rambut.
Berupa talus dan mempunyai tangkai sporangium bersifat elastis
Membentuk koloni yang luas dan membentuk benang
Batang panjangnya 1-8 cm
Batang tegak dan biasanya tidak bercabang
Habitat di tanah, tebing-tebing basah dan di atas batu cadas
Reproduksi seksual dengan membentuk gametangium dan reproduksi aseksual dengn membentuk gemma (tunas)
Daun kecil memanjang seperti pisau
Terdapat rizhoid yang berbentuk benang-benang yang menyerupai akar

2.Sphagnum sp

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Familia : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum sp

Deskripsi
Batangnya banyak bercabang-cabang,cabang yang muda tumbuh tegak,dan membentuk roset pada ujungnya
Daun-daun yang sudah tua terulai dan menjadi pembalut bagian bawah batang
Habitat kebanyakan hidup di rawa-rawa
Membentuk rumpun atau bantalan
Kulit batang sphagnum terdiri atas selapis sel yang telah mati
Jaringan kulit bersifat seperti spon
Dinding yang membujur maupun yang melintang mempunyai liang-liang yang bulat
Cabang-cabang jantan mempunyai anteridium yang bulat dan bertangkai di ketiak-ketiak daunnya
Cabang-cabang betina mempunyai arkegonium pada ujungnya
Sporogonium membentuk tangkai pendek dengan kaki yang membesar


3. Riccia sp




Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Hepaticeae
Ordo : Marchantiales
Familia : Ricciaceae
Genus : Riccia
Spesies : Riccia sp

Deskripsi
Dapat di temukan di bebatuan yang lembab dan kayu yang lapuk atau biasanya di gunakan dalam akuarium
Dikotomus bercabang membentuk sebuah roset
Bagian atas (dorsal) permukaan talus berwarna hijau
Bawah (ventral) permukaan memiliki punggung perut pertengahan bantalan satu baris sisik multiselular di kedua sisi punggung bukit
Ada banyak rhizoids uniseluler dua jenis pada permukaan ventral
Salah satu jenis disebut mulus dan jenis lainnya adalah dipatok atau tuberculated rhizoids; ini membantu aborption
Di dalam talus terdapat ruang udara dan liang udara yang berfungsi untuk mencegah masuknya air
Terdapat pertulangan daun yang menggarpu dan punya akar semu atau rizhoid
Reproduksi generatif dengan membentuk sporangium sedangkan secara vegetatif dengan spora dan kuncup
Termasuk tumbuhan berumah dua









4.Pogonatum sp

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Polytricales
Familia : Polytrichaceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum sp

Deskripsi
Mempunyai daun-daun yang sempit
Pada sisi perut tulang daun sering kali terdapat lamela yang membujur
Kapsul spora tegak atau mendatar
Pristom terdiri dari 32-64 gigi
Letak sporogoniumnya bersifat akrokap
Gametosit yang haploid menghasilkan anteridium dan arkegonium menghasilkan sporofit yang diploid
Sporofit disebut sporogonnium,hidup sebagai parasit pada gametofitnya
Perkembangbiakan sporofit diakhiri dengan pembentukan reduksi yaitu membentuk spora
5.Fissidens sp

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Fissinales
Familia : Fissinaceae
Genus : Fissidens
Spesies : Fissidens sp

Deskripsi

Tubuhnya berupa talus berbentuk lembaran daun dengan pertulangan atau alur daun yang lebar dari bagian pangkal daun sampai ujung daun
Sel multiseluler, dengan satu holfast yang merupakan pangkal dari pangkalan-pangkalan batangnya
Mempunyai struktur-struktur tubuh yang menyerupai akar, batang dan daun
Mempunyai akar semu
Daun mengandung klorofil sehingga bersifat autotrof
Hidup berkoloni
Habitat di tempat yang lembab atau di atas cadas dan di pohon-pohon
Reproduksi seksual dengan membentuk gametangium dan aeksual dengan membentuk tunas atau gema
Sel berbentuk multiseluler dengan satu inti


6. Marchantia polymorpha

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Marchantiophyta
Classis : Marchantiopsida
Ordo : Marchantiales
Familia : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Spesies : Marchantia polymorpha



Deskripsi

Talus seperti pita
Mempunnyai rusuk tengah yang tidak begitu jelas
Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel seperti sisik-sisik perut
Rizhoid-rizhoid bersifat fototrof negatif
Dibawah tiap petak talus terdapat suatu ruang udara
Ruang udara berfungsi sebagai penghubung dengan udara luar
Ruang udara berbentuk seperti tong
Dinding yang lebih tinggi dari permukaan talus untuk mencegah masuknya air
Dinding ruang terdiri dari 4 cincin,masing-masing cincin terdiri dari 4 sel
Marchantiales berumah 2
Gametanium jantan menyerupai tangkai dengan cakram bertoreh
Gametanium betina berbentuk menyerupai bintang

7. Campylopus atlanticus



Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Dicranales
Familia : Dicranaceae
Genus : Cyampylopus
Spesies : Cyampylopus atlanticus

Deskripsi
Bentuk tubuh berupa talus dengan batang tegak, bercabang, dan padat yang bentuknya seperti jarum dengan urat daun lebar pada bagian pangkal serta memperlihatkan adanya tonjolan.
Pada bagian ujung tangkai(seta) terdapat sporangium




















Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Polytricales
Familia : Polytrichaceae
Genus : Polytrichum
Spesies : Polytrichum sp
Deskripsi
Biasa disebut lumut haircap atau lumut rambut.
Berupa talus dan mempunyai tangkai sporangium bersifat elastis
Membentuk koloni yang luas dan membentuk benang
Batang panjangnya 1-8 cm
Batang tegak dan biasanya tidak bercabang
Habitat di tanah, tebing-tebing basah dan di atas batu cadas
Reproduksi seksual dengan membentuk gametangium dan reproduksi aseksual dengn membentuk gemma (tunas)
Daun kecil memanjang seperti pisau
Terdapat rizhoid yang berbentuk benang-benang yang menyerupai akar

2.Sphagnum sp

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Familia : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Spesies : Sphagnum sp

Deskripsi
Batangnya banyak bercabang-cabang,cabang yang muda tumbuh tegak,dan membentuk roset pada ujungnya
Daun-daun yang sudah tua terulai dan menjadi pembalut bagian bawah batang
Habitat kebanyakan hidup di rawa-rawa
Membentuk rumpun atau bantalan
Kulit batang sphagnum terdiri atas selapis sel yang telah mati
Jaringan kulit bersifat seperti spon
Dinding yang membujur maupun yang melintang mempunyai liang-liang yang bulat
Cabang-cabang jantan mempunyai anteridium yang bulat dan bertangkai di ketiak-ketiak daunnya
Cabang-cabang betina mempunyai arkegonium pada ujungnya
Sporogonium membentuk tangkai pendek dengan kaki yang membesar


3. Riccia sp




Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Hepaticeae
Ordo : Marchantiales
Familia : Ricciaceae
Genus : Riccia
Spesies : Riccia sp

Deskripsi
Dapat di temukan di bebatuan yang lembab dan kayu yang lapuk atau biasanya di gunakan dalam akuarium
Dikotomus bercabang membentuk sebuah roset
Bagian atas (dorsal) permukaan talus berwarna hijau
Bawah (ventral) permukaan memiliki punggung perut pertengahan bantalan satu baris sisik multiselular di kedua sisi punggung bukit
Ada banyak rhizoids uniseluler dua jenis pada permukaan ventral
Salah satu jenis disebut mulus dan jenis lainnya adalah dipatok atau tuberculated rhizoids; ini membantu aborption
Di dalam talus terdapat ruang udara dan liang udara yang berfungsi untuk mencegah masuknya air
Terdapat pertulangan daun yang menggarpu dan punya akar semu atau rizhoid
Reproduksi generatif dengan membentuk sporangium sedangkan secara vegetatif dengan spora dan kuncup
Termasuk tumbuhan berumah dua









4.Pogonatum sp

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Polytricales
Familia : Polytrichaceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum sp

Deskripsi
Mempunyai daun-daun yang sempit
Pada sisi perut tulang daun sering kali terdapat lamela yang membujur
Kapsul spora tegak atau mendatar
Pristom terdiri dari 32-64 gigi
Letak sporogoniumnya bersifat akrokap
Gametosit yang haploid menghasilkan anteridium dan arkegonium menghasilkan sporofit yang diploid
Sporofit disebut sporogonnium,hidup sebagai parasit pada gametofitnya
Perkembangbiakan sporofit diakhiri dengan pembentukan reduksi yaitu membentuk spora
5.Fissidens sp

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Fissinales
Familia : Fissinaceae
Genus : Fissidens
Spesies : Fissidens sp

Deskripsi

Tubuhnya berupa talus berbentuk lembaran daun dengan pertulangan atau alur daun yang lebar dari bagian pangkal daun sampai ujung daun
Sel multiseluler, dengan satu holfast yang merupakan pangkal dari pangkalan-pangkalan batangnya
Mempunyai struktur-struktur tubuh yang menyerupai akar, batang dan daun
Mempunyai akar semu
Daun mengandung klorofil sehingga bersifat autotrof
Hidup berkoloni
Habitat di tempat yang lembab atau di atas cadas dan di pohon-pohon
Reproduksi seksual dengan membentuk gametangium dan aeksual dengan membentuk tunas atau gema
Sel berbentuk multiseluler dengan satu inti


6. Marchantia polymorpha

Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Marchantiophyta
Classis : Marchantiopsida
Ordo : Marchantiales
Familia : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Spesies : Marchantia polymorpha



Deskripsi

Talus seperti pita
Mempunnyai rusuk tengah yang tidak begitu jelas
Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel seperti sisik-sisik perut
Rizhoid-rizhoid bersifat fototrof negatif
Dibawah tiap petak talus terdapat suatu ruang udara
Ruang udara berfungsi sebagai penghubung dengan udara luar
Ruang udara berbentuk seperti tong
Dinding yang lebih tinggi dari permukaan talus untuk mencegah masuknya air
Dinding ruang terdiri dari 4 cincin,masing-masing cincin terdiri dari 4 sel
Marchantiales berumah 2
Gametanium jantan menyerupai tangkai dengan cakram bertoreh
Gametanium betina berbentuk menyerupai bintang

7. Campylopus atlanticus



Klasifikasi
Domain : Eukariotik
Kingdom : Plantae
Devisio : Bryophyta
Classis : Bryopsida
Ordo : Dicranales
Familia : Dicranaceae
Genus : Cyampylopus
Spesies : Cyampylopus atlanticus

Deskripsi
Bentuk tubuh berupa talus dengan batang tegak, bercabang, dan padat yang bentuknya seperti jarum dengan urat daun lebar pada bagian pangkal serta memperlihatkan adanya tonjolan.
Pada bagian ujung tangkai(seta) terdapat sporangium

Bryophyta(tumbuhan lumut)


Ciri-ciri Tumbuhan Lumut
a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan     gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta).
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid – rizoid  epidermis.2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk   mengangkut air dan garam – garam mineral (makanan).
    Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.
d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel.   Sel –se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral (makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
        
1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
         
2. Seta atau tangki.
      
   3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.
        
4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
        
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora
h. Berfotosintesis, multiselluler, eukariotik
i. Berklorofil, autotrof
j. Tidak mempunyai pembuluh angkut(xylem,floem)
k. Habitat di tempat dingin dan lembab.
l. Tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati.
m. Mengalami pergiliran keturunan.
n. Merupakan tumbuhan darat sejati kecuali sphagnum.
o. Pengangkutan air dengan peristiwa osmosis, sedangkan pengangkutan mineral dengan difusi.
Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut
Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.
Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
   
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
   
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.


Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
  1. Fase Gametofit yaitu fase tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet(sel kelamin)
  2. Fase Sporofit yaitu fase tumbuhan lumut yang menghasilkan sporofit
D
spora
aur hidup Tumbuhan Lumut






protonema






Tumbuhan lumut








antheredium
archegonium






spermatozoid
ovum








Sel telur yang dibuahi




sporangium




Peran Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Manfaat Tumbuhan Lumut
Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang. Beberapa spesies Sphagnum dapat digunakan sebagai obat kulit dan mata
serta digunakan sebagai bahan pengganti kapas.
Tumbuhan lumut yang tumbuh di lantai hutan hujan membantu menahan erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air pada musim kemarau.
Marchantia polimorpha digunakan sebagai obat penyakit hepatitis.
Kelas- kelas Tumbuhan Lumut
1. Lumut Hati(hepaticae)
Hepaticophyta atau lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.
Bagian-bagian tubuh lumut hati:
  1. Apotisis = batas antara seta dan sporogonium
  2. Sporangium = alat penghasil spora

  1. Kaliptra = tudung sporangium
  2. Seta = tangkai sporogonium
  3. Vaginula = selaput pangkal tangkai sporogonium
Contoh lumut hati: Polytrichum commune, Pogonatum cirrhatum, Mniodendrom divaricatum, Sphagnum sp., Aerobryopsis longisima.
Manfaat lumut hati:
-Menahan erosi
-Obat-obatan = Marchantia polymorpha (obat radang hati)
2.Lumut Tanduk(anthocerotae)
Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies. Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat. Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena  dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.
Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolumnela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.
Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu suku Anthocerotae. Berlainan dengan golonan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerothales mempunyai susunan dalam yang lebih rumit.
Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender. Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya. Zigo mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya. Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera. Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup antara lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis. Hornworts adalah sekelompok bryophytes, atau non-vascular plants, yang terdiri dari divisi Anthocerotophyta. Nama umum yang merujuk kepada elongated seperti tanduk-struktur, yang merupakan sporophyte. The flattened, tanaman hijau isi hornwort adalah gametophyte tanaman. Hornworts dapat ditemukan di seluruh dunia, namun mereka cenderung hanya tumbuh di tempat-tempat yang lembab atau lembab. Beberapa jenis tumbuh dalam jumlah besar sebagai perkabungan kecil di kebun dan tanah yang diolah bidang. Besar tropis dan sub-tropis jenis Dendroceros dapat ditemukan tumbuh di kulit pohon.
3. Lumut Daun(musci)
    Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.

Kamis, 10 Maret 2011

Ilmu Pengetahuan Alam(biologi)

http://id.wikipedia.org/wiki/Hidup_dan_kehidupan
Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Dahulu—sampai tahun 1970-an—digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab, artinya "ilmu kehidupan").
Obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya, dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi, sedang fungsinya dalam fisiologi; Perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan paleobiologi); Bagaimana makhluk hidup tercipta dipelajari dalam evolusi; Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat—yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup—dipelajari dalam genetika.
Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika.
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran.[1]

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Asal mula biologi

[sunting] Aristoteles dan biologi

Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, "filosofi alam" adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).[2]

[sunting] Didirikannya biologi modern

Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et Dendrologia.

[sunting] Cakupan biologi

Lihat artikel utama Daftar Cabang-cabang biologi
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).

[sunting] Pembagian Berdasarkan Kelompok Organisme

Makhluk hidup atau organisme sangat beraneka ragam. Taksonomi mempelajari bagaimana organisme dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya, berbagai kelompok itu dipelajari semua gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi tumbuhan (botani), biologi hewan (zoologi), biologi serangga (entomologi), dan seterusnya.

[sunting] Pembagian berdasarkan organisasi kehidupan

Kehidupan berlangsung dalam hirarki yang terorganisasi. Hirarki organisme, dari yang terkecil hingga yang terbesar yang dipelajari dalam biologi, adalah sebagai berikut:[3]
Kajian-kajian subindividu mencakup biologi sel, anatomi dan cabang-cabangnya (sitologi, histologi dan organologi), dan fisiologi. Pembagian lebih rinci juga mungkin terjadi. Misalnya, anatomi dapat dikhususkan pada setiap organ atau sistem (biasa terjadi dalam ilmu kedokteran): pulmonologi, kardiologi, neurologi, dan sebagainya).
Tingkat supraindividu dipelajari dalam ekologi, yang juga memiliki pengkhususan tersendiri, seperti ekofisiologi atau "fisiologi lingkungan", fenologi, serta ilmu perilaku.

[sunting] Pembagian berdasarkan interaksi

Hubungan antarunit kehidupan maupun antara unit kehidupan dan lingkungannya terjadi pada semua tingkat organisasi.

[sunting] Lihat pula